Sabtu, 31 Juli 2010

Mengejar Kekecewaan

Mungkin Anda sudah sering mendengar istilah 'Mengejar Impian'. Tapi 'Mengejar Kekecewaan'? Tanpa dikejarpun, kekecewaan pasti akan datang dengan sendirinya. Yang lucunya, sahabat saya justru punya hobi mengejar kekecewaan.

"Pak! Mengapa Anda sedahsyat itu?" tanya saya suatu ketika. King Hades menjawab "Saya senantiasa mengejar kekecewaan pak," Kontan saya bengong. Namun mengingat bahwa King Hades memang hobi pakai istilah-istilah aneh, saya segera menelusuri maksud beliau. "Anak pengusaha yang dapat segala sesuatu tanpa harus berjuang seperti Anda mungkin tidak mengerti pak. Kalau kita berjuang, atau paling tidak, saya berjuang, maka hasilnya pasti adalah kekecewaan. Entah berhasil atau gagal. Kalau gagal, kecewa karena gagal. Kalau berhasil, kecewa karena ternyata hasilnya hanya seperti itu saja. Either way, we will be disappointed," lanjutnya.

Menyedihkan sekali kedengarannya. Baik tujuan kita tercapai atau tidak, kita akan kecewa. "Jadi? Mengapa Anda berjuang pak? Bukannya kalo sama-sama kecewa, lebih baik tidak berjuang?" tanya saya penasaran. "Anda mungkin bisa pak. Anda kan dikaruniai kedamaian? Tapi saya tidak bisa. 'Penyakit' yang saya derita mengharuskan saya untuk terus berjuang. Walaupun saya tau pada akhirnya saya pasti akan kecewa. Saya punya banyak keinginan. Tidak seperti Anda yang sederhana," jawab beliau.

Keinginan, menurut King Hades, adalah liability. Semakin banyak keinginan, semakin menderitalah seseorang. Memang, beberapa orang yang gigih mungkin berhasil mendapatkan yang mereka inginkan. Tapi, seringkali apa yang mereka dapatkan itu tidak sesuai dengan apa yang mereka pikirkan sebelumnya. Ambilah contoh sahabat saya. Dulu beliau ingin terjun ke dunia saham. Sekarang, bukan hanya sekedar main saham, bahkan bisa bersama saya tertawa-tawa kalau mendengar wawancara di radio tentang perdagangan saham (baca The Wisdom of PKL). Apakah beliau puas? Justru kekecewaan yang didapatkannya. "Sudah susah-susah belajar, ternyata kok hasilnya hanya seperti ini ya?" mungkin itu yang ada di pikiran beliau. Beliau juga pernah bercerita kalau dia pernah 'lupa bahagia'. Kejadiannya adalah ketika beliau membeli sebuah mobil sport. "Waktu saya masukan kunci mobil, dan menyalakan mesin, seharusnya saya merasa excited pak. Tapi, saya lupa untuk bahagia. Setelah nyetir sampe rumahpun, saya sama sekali tidak merasakan adanya excitement sedikitpun. Mengecewakan sekali bukan?" tutur 'sang raja'. Banyak lagi contoh-contoh yang bisa saya ceritakan. Dalam aspek karir, percintaan, keuangan. King Hades yang jauh lebih berpengelaman dari saya tentu sudah mencapai lebih banyak dari saya. Tapi yang didapatnya selalu kekecewaan. Kecewa karena gagal. Dan kecewa karena hasil yang diperoleh tak seperti yang diharapkan.

"Either way, we will be disappointed"

Memikirkan hal tersebut, kadang saya bersyukur diciptakan sebagai orang yang sederhana. Orang yang tak tau apa-apa. King Hades sering emosi dengan kebodohan saya. Kadang saya merasa tidak enak juga, membuat komunikasi menjadi kurang lancar. Tapi yah, mungkin karena 'keluguan' saya itulah saya bisa hidup damai. Saya tidak tau apa yang saya tidak tau. Jadi saya juga tak ambil pusing untuk mencari tau. Ada kalanya saya ingin menjadi seperti kawan saya itu. Terkesan enak sekali. Bekerja di perusahaan asing, bisa menginvestasikan uang, memiliki wawasan luas, cerdas, berbakat. Tapi kalau melihat beliau pada saat sedang murung (dan itu bisa dibilang hampir setiap saat), saya jadi merasa beruntung saya tidak seperti dia. Apakah memang kebahagiaan itu datang bersama kesederhanaan? Menurut King Hades demikian. "Orang-orang yang sederhana, mereka yang tidak tau what they're missing adalah empunya kebahagiaan pak," kata beliau suatu ketika. Ya. Kalau berdasarkan penjelasan seperti itu, memang benar. Orang-orang tersebut tidak 'mengejar kekecewaan'. Mereka tidak perlu melakukannya. Kalaupun mereka melakukannya, mungkin tidak sesering King Hades.

Ada berbagai macam tipe orang. Ada yang simple, namun tidak nyaman hidup seperti itu. Entah karena tuntutan orang tua, teman, atau semata-mata karena kesadaran sendiri. Adalah baik bagi orang-orang seperti itu untuk 'mengejar kekecewaan'. Merasakan sendiri pahitnya hidup. Pahitnya kegagalan, dan pahitnya keberhasilan. Ada pula yang sudah pasrah dengan hidupnya. Apabila Anda termasuk kategori ini, bersyukurlah. Anda akan hidup damai selamanya. Tidak ada lagi yang perlu Anda perjuangkan. Mungkin saya termasuk kategori ini. Saya tidak tau apa yang saya kejar. Saya hanya menjalani hari-hari saya dengan damai. Tapi selama saya bersahabat dengan King Hades, saya pasti akan senantiasa mendapatkan cerita-cerita maupun kata-kata 'berbisa' yang akan membuat ketololan dan kedamaian saya sedikit berkurang.

0 komentar:

Posting Komentar