Senin, 04 Oktober 2010

Bayar Harganya

"Apa rahasia anda sehingga bisa sedahsyat ini pak?"

Itulah pertanyaan yang saya lontarkan kepada King Hades saat kami bersantai di sebuah kedai kopi. Bagi saya, sosok King Hades sangat luar biasa, kemampuannya di atas rata-rata orang-orang lain yang saya kenal selama ini. Dia adalah seorang pekerja keras, seorang investor ulung, komunikator handal, inspirator yang cerdas, sahabat yang baik, bahkan pujaan para wanita. Karena itulah saya melontarkan pertanyaan tersebut dan berharap dia akan membagikan sedikit ilmunya ataupun jurus-jurus yang bisa saya gunakan.

Namun King Hades hanya terdiam, menatap saya dengan mata yang heran lalu dia meletakkan kopi yang sedang diseruputnya ke atas meja dengan pelan. Dengan perlahan dia mengalihkan pandangannya ke arah lain dan tetap tak bersuara.

Saya yang merasa heran atas sikapnya bertanya,

"Pak? Apa ada yang salah dengan pertanyaan saya?"

"Anda ini ada-ada saja ya" ujarnya.

"Hah? maksudnya pertanyaan saya?" tanya saya dengan bingung.

"Iya pak" jawabnya singkat sambil menatap saya dengan tajam.

"Ada-ada gimana pak? Saya serius lho menanyakan ini pada anda, gak main-main saya" timpal saya.

"Lha ya pertanyaan anda itu pak! Mana ada yang namanya rahasia pak? Yang ada hanyalah HARGA yang HARUS ANDA BAYAR." kali ini matanya terasa semakin tajam menyorot saya.

"Maksudnya gimana ya pak?" tanya saya.

"Begini pak, segala barang yang anda miliki saat ini tentu tidak anda peroleh dengan gratis bukan? Untuk membeli barang yang anda inginkan, tentu anda harus membayar harga sesuai dengan yang diminta. Kalau ada handphone seharga tiga juta rupiah, memangnya anda bisa membelinya hanya dengan selembar seratus ribuan?" tanyanya kepada saya.

"Jelas tidak pak" jawab saya.

"Tadi anda bertanya tentang rahasia, seakan-akan ada jurus maut untuk mencapai suatu hal, seakan-akan ada resep jitu, cara singkat, jalan pintas untuk menggapai sesuatu. Sayangnya itu tidak ada pak, untuk meraih apapun yang anda inginkan, tidak ada rahasianya. Yang perlu anda lakukan hanyalah MEMBAYAR HARGANYA." terasa sekali nada suara King Hades kali ini terdengar agak kesal.

"Membayar harga?" tanya saya dengan heran.

"Iya pak, tidak ada yang gratis di dunia ini. Seorang CEO sebuah perusahaan besar yang berangkat dari karir seorang office boy memangnya ditunjuk asal-asalan pak? Tentu si CEO ini telah membayar harga yang pantas untuk itu. Dia pasti telah bekerja keras, membayar dengan tenaga dan waktu, menunjukkan sikap yang cakap walaupun dalam keadaan yang sulit, profesional dalam bekerja, bertanggung jawab, bisa dipercaya, berprestasi dan selalu memberi nilai tambah pada perusahaannya. Itulah harga yang dia bayarkan, penjabaran saya mungkin agak menyederhanakan perjuangannya ya pak, tapi anda bisa menangkap apa yang sedang saya maksudkan kan?"


"SIAP BAYAR HARGANYA?"


Saya mengangguk pelan, bagi saya King Hades sendiri adalah seorang contoh yang baik untuk masalah BAYAR HARGANYA ini. Beliau merintis karirnya dari level terbawah di tempat dia bekerja. Saya tahu sekali bagaimana sulitnya dia harus berjuang, harus datang lebih awal dari rekan-rekannya yang lain, pulang larut malam, waktu istirahat yang minim. Hari minggu pun terkadang harus bekerja bahkan saat sakitpun dia harus terus bekerja. Namun karena perjuangannya itulah dia mendapat nilai plus di mata atasannya, King Hades selalu berusaha memberi lebih dari apa yang diminta darinya.

Dan saat ini walaupun dia bukan CEO perusahaan di mana dia bekerja, dia telah menjadi orang yang menduduki peran sentral di perusahaannya, promosi demi promosi diterimanya, dia adalah orang yang sangat berpengaruh bagi lingkungan tempatnya bekerja dan semuanya itu dirintisnya dari level paling dasar. Itulah upah dari harga yang telah dia bayarkan selama ini. Waktunya, tenaganya, pikirannya, darah dan keringatnya.

Menyadari hal ini, saya jadi malu sendiri, bukankah harusnya saya mengetahui hal ini? Dulu orangtua saya selalu berpesan agar saya dapat prestasi yang bagus di sekolah, saya harus belajar yang rajin. Belajar yang rajin adalah salah satu harga yang harus saya bayar agar saya bisa mendapat rangking 10 besar. Saya ingin punya tubuh ideal dan berotot, perut rata, tapi sayangnya saya malas ke gym untuk melatih otot-otot tubuh saya, padahal jelas sekali bahwa berlatih adalah harga yang harus saya bayarkan. Bayar harga bisa berarti belajar, bekerja lebih keras, melatih diri untuk disiplin, lebih bertanggung jawab. Selama saya belum membayar harga yang sesuai, saya tidak akan pernah mencapai apapun. Tapi ada hal lain yang membuat saya tergelitik, dan saya mengajukannya pada King Hades.

"Pak, saya mengerti yang anda maksud sekarang, tapi ada juga kan pak orang-orang yang tak perlu membayar harganya namun tetap mendapatkan yang mereka inginkan?" tanya saya.

"Betul pak, itu kan mirip dapat lotere ya? Dari sekian juta orang berapa sih pak yang dapat hadiah utamanya? Kecil sekali bukan peluangnya? Dan tentu anda gak berharap menjadi pemenang lotere kan? Bisa-bisa nunggu sampai mati juga tidak dapat apa-apa pak. Memilih untuk membayar harganya lebih bijak dilakukan daripada menunggu menang lotere pak." jawab King Hades.

"Setuju pak" jawab saya sambil tersenyum dan mengangguk.

"Jadi anda siap bayar harganya pak?" pertanyaan King Hades menutup topik pembicaraan kami saat itu.

Kalau ada di antara anda yang mirip seperti saya, yang masih mencari-cari "rahasia", jalan pintas, cara jitu, resep super untuk mencapai tujuan anda atau apapun yang anda inginkan, mungkin rahasianya hanya terletak di satu pertanyaan yang sederhana ini.


SIAP BAYAR HARGANYA?


0 komentar:

Posting Komentar