Sabtu, 03 April 2010

Hutang Pangkal Kaya

Sebagai orang yang bertanggung jawab mengurus keuangan perusahaan, kadang saya cukup pusing mengurus soal hutang. Pada saat seperti itu, saya teringat pada sahabat saya, King Hades. Beliau konon memiliki hutang yang besarnya luar biasa. Paling tidak, dengan keadaan saya sekarang, saya tak akan pernah bisa melunasi hutang sebesar itu (membayar bunganya saja tidak bisa). Kesempatan untuk bertanya soal mengelola hutang tiba pada saat beliau menyambangi saya.

"Pak, Anda kan punya hutang dalam jumlah besar? Saya kadang bingung. Anda sering merintih karena hidup terjepit hutang. Tapi, Anda masih sempat-sempatnya pergi berkencan? Bahkan seminggu bisa 3-4 kali? Asumsi saya, berkencan kan perlu uang pak?" tanya saya tanpa membuang waktu. King Hades tersenyum. "Iya pak. Tak ada yang gratis," jawabnya. "Lalu? Hutang Anda gimana? Kok Anda terkesan tetap bisa menjalankan aktivitas Anda? Saya saja yang tak berhutang ini kadang kesulitan," tanya saya lagi. Jawaban beliau menjadi suatu masukan yang sangat berarti buat saya.

Anda tentu sering mendengar pepatah 'hemat pangkal kaya'. Itu adalah pepatah yang sering didengung-dengungkan oleh orang tua maupun guru. Tapi, bagi King Hades, pepatah yang berlaku adalah 'hutang pangkal kaya'. Jadi? Apa sebaiknya kita semua berhutang sebanyak-banyaknya? Well, tidak semudah itu. Bagi orang rata-rata, memang lebih bagus tidak berhutang. Atau kalopun sampai berhutang, segera lunasi secepatnya. Tapi, King Hades bukan orang rata-rata. Jenis hutangnyapun berbeda dengan yang biasa dimiliki oleh orang rata-rata. Sementara orang pada umumnya memiliki hutang konsumtif (kartu kredit misalnya), King Hades memiliki hutang produktif (hutang yang digunakan untuk membeli aset). Sementara orang lain bekerja keras membayar bunga dari hutang mereka, aset yang dibeli King Hades dengan hutang tersebutlah yang membayar bunganya.

"Ingat: aset tersebut harus mampu membayar bunga yang bersangkutan"


Perbedaan inilah yang membuat King Hades masih bisa berkencan walaupun hutangnya segunung. Bayangkan: berhutang, namun tidak seperti berhutang. Menarik sekali bukan? Namun sebelum Anda segera menghubungi bank Anda dan meminjam uang, pastikan dulu Anda mengerti barang seperti apa yang harus Anda beli. Ada alasan mengapa saya bilang King Hades bukanlah orang rata-rata. Sementara pria pada umumnya menghabiskan masa mudanya untuk berpacaran (atau paling tidak cari pasangan), King Hades menggunakan masa itu untuk belajar berinvestasi. Bisa dibilang beliau tak memiliki masa muda. 'Pengorbanan' seperti inilah yang membuat beliau sanggup memanfaatkan hutang untuk memperkaya dirinya. Konon kabarnya, jurus ini beliau pelajari dari ayahandanya.

"Hutang itu tak lebih dari turbo boost pak. Kalau Anda menuju ke arah yang benar, maka itu kan membantu Anda untuk tiba lebih cepat. Tapi kalau arah Anda menuju ke 'tembok', maka hutang juga akan membantu Anda untuk lebih cepat bonyok," ujar sahabat saya yang juga penggemar mobil sport ini suatu ketika. Ya. Saya rasa, intinya hutang tak lebih dari sekedar alat. Gunakan alat itu dengan baik, kita akan meraup hasilnya. Sebaliknya, apabila disalahgunakan, kita akan menanggung akibat buruknya. Sampai sekarang, saya belum mempraktekan jurus tersebut. Tapi apabila Anda tertarik, mulailah dengan mempelajari jenis-jenis aset yang menguntungkan untuk dibeli dengan hutang. Ingat: aset tersebut harus mampu membayar bunga yang bersangkutan. Dan tidak semua hutang sama. Hutang konsumtif cenderung memiliki bunga yang jauh lebih tinggi dibanding hutang produktif. Ironisnya, jauh lebih mudah mendapatkan hutang konsumtif. Ingat-ingat saja terakhir kali Anda mengajukan aplikasi untuk kartu kredit. Sementara, untuk hutang produktif, seperti yang digunakan King Hades, Anda terlebih dahulu harus memiliki aset yang cukup besar. Barulah Anda bisa mengakses hutang dalam jumlah lebih besar dan bunga lebih kecil.

Akhir kata, apabila Anda adalah orang yang siap membayar harga lebih, siap untuk meluangkan waktu dan tenaga demi mendalami investasi, silakan Anda mempertimbangkan pepatah 'hutang pangkal kaya'. Namun apabila Anda orang yang merasa bahwa dunia investasi bukan dunia Anda, pepatah 'hemat pangkal kaya' adalah pepatah yang dapat Anda ikuti untuk meningkatkan kualitas finansial Anda.

1 komentar:

  1. blog yang menarik :)
    tapi sudah ga diupdate2 lagi yah?

    BalasHapus