Kamis, 01 April 2010

Si Ayam dan Sang Naga

"Jangan mentang-mentang tampan dan anak pengusaha, Anda merasa pasti sukses pak. Itu cuma ada di film. Tampan saja tidak cukup," demikian kata King Hades suatu ketika. Seperti yang sudah ditulis beliau beberapa waktu lalu, kesenjangan status di antara kami berdua memang cukup besar. Saya yang sudah menjadi pimpinan perusahaan, dengan King Hades yang 'hanya' pegawai menengah. Namun hal tersebut tak menghalangi kami untuk tetap bersahabat. Sampai baru-baru ini. Rasa iri yang diungkapkan King Hades semakin memuncak. Beliau merasa bahwa kerja kerasnya sia-sia. "Anda, si beep beep beep (sensor) mana tau rasanya berjuang? Rasanya memikul tanggung jawab?" maki King Hades ketika saya menanyakan kabarnya. Ga nyambung bukan? Tapi itulah yang terjadi. Semakin maju karir beliau, semakin tebal koceknya, semakin banyak pengalamannya, semakin seringlah keluar serapahannya. Penyebabnya cuma satu: rasa iri pada pria tampan yang kerjanya hanya main-main saja ini.

Kekayaannya yang ribuan kali lebih banyak dari saya sama sekali tak bisa meredakan kemarahan beliau. "Anda tak perlu khawatir apa-apa pak! Segala sesuatu sudah terjamin. Pernahkah Anda merasakan tekanan untuk membayar cicilan? Kebutuhan sehari-hari? Ancaman terhadap karir anda? Tidak pernah bukan? beep beep beep (sensor) seperti Anda kan dengan mudah mendapatkan segala yang Anda butuhkan," begitulah makian 'sang raja' yang sekarang cukup sering saya dengar. Rasanya, sampai kesenjangan status di antara kami berdua menyempit, saya masih akan mendapatkan kata-kata seperti itu.

Terus terang saya heran mengapa King Hades bisa iri pada saya. Boleh jadi saya adalah sang pimpinan. Tapi jabatan itu saya dapatkan bukan setelah saya membuktikan diri bahwa saya mampu. Jabatan itu saya dapat semata-mata karena saya adalah putra sang pemilik. Di sisi lain, kemajuan King Hades dalam karirnya didapat melalui perjuangan. "Tidak ada rahasia pak. Yang ada hanyalah kesengsaraan," jawab beliau ketika saya tanya rahasia kedahsyatannya. Pada saat saya mengungkapkan keinginan saya untuk ikut sengsara, beliau langsung tertawa. "Anda? Ingin sengsara?" tanyanya meremehkan. Anehnya, mendapatkan perlakuan seperti itu, saya justru lebih senang dibandingkan mendapatkan pujian-pujian. Saya merasa kata-kata makian dari beliau memacu saya untuk terus berjuang. Walaupun saya tak yakin apakah yang saya sebut sebagai 'perjuangan' sesuai definisi King Hades. Kalau disuruh bertaruh, saya lebih memilih untuk bilang bahwa itu tidak sama. Di mata saya, King Hades adalah seorang pria yang dahsyat. Kecerdasan, pengalaman, kegigihan, dan perjuangan beliau menjadi inspirasi yang luar biasa bagi saya. Dan saya bertambah kagum lagi setiap kali membayangkan hal-hal seperti apa saja yang sudah dilalui beliau hingga beliau bisa sampai seperti sekarang ini. Yang pasti, hal-hal tersebut belumlah pernah saya lalui.

"Tampan saja tidak cukup"


Dulu, saya suka mengatakan bahwa saya ini adalah ayam, dan beliau adalah rajawali. Dan adalah hal yang aneh kalau dua makhluk ini bisa berkawan. Sekarang, saya mengatakan bahwa saya adalah (masih) ayam, dan beliau adalah naga. Dan lebih aneh lagi kalau dua makhluk ini bisa berkawan. Seorang kawan King Hades memberikan jawaban: 'ayam bersahabat dengan naga, jadinya naga punya korban buat disembur'. Ya. Saya selalu mendapat semburan murka beliau.

'Ku slalu membanggakanmu. Kaupun slalu menyanjungku' adalah kalimat yang pernah King Hades ucapkan pada saya. Memang. Dulu beliau sangat mengagumi saya. Menurutnya, saya adalah pria yang ingin maju, berintegritas, cerdas, dan berkharisma. Tapi seperti saya sudah katakan tadi, semakin keras beliau berusaha, semakin terlihatlah bahwa saya 'bagaikan orang yang tak pernah meninggalkan bangku kuliah'. Saya sangat ingin maju. Agar bisa semakin mendekati level sahabat saya ini (anehnya, beliau juga mengatakan hal yang sama). Namun, jangankan berusaha. Harus memulai dari mana saja saya masih suka bingung. Parahnya, beliau tak lagi mau memberikan saran pada saya. "Saran saya kan cuma masuk kuping kiri keluar kuping kanan pak?" sindirnya. Yah... memang ada benarnya sih. Tapi mau bagaimana? Saran sang naga tentunya sulit sekali untuk dijalankan oleh si ayam (King Hades, pengertian dikit dong).

Mungkin masih jauh bagi si ayam yang tampan ini untuk bisa mengangkasa. Tapi, selama masih bersahabat dengan King Hades, selama masih mendapat semburan serapahannya, saya akan senantiasa mendapatkan motivasi untuk terus maju. Saya yakin di antara para pembaca ada yang pernah mengalami hal serupa. Entah Anda ada di posisi King Hades, atau posisi saya. Apabila Anda di posisi sang naga, berbelas kasihanlah sedikit terhadap kawan Anda (jangan seperti King Hades). Apabila Anda di posisi saya, bersyukurlah Anda masih memiliki sahabat yang setia menyembur Anda dengan kata-kata 'motivasi'. Dan jangan lupa mempraktekan saran yang Anda terima (jangan seperti saya).




0 komentar:

Posting Komentar