Minggu, 06 September 2009

Berjalan Terseok-seok Sambil Menantikan Datangnya Cahaya Itu

Bagi saya hidup begitu misterius, banyak hal di dalamnya tidak pernah bisa diduga. Apapun bisa terjadi, hari ini dunia begitu indah, besok belum tentu.

Saat ini hidup rasanya seperti berada di dalam sebuah terowongan gelap yang tidak terlihat di mana ujungnya, gelap sekali tanpa ada cahaya sedikitpun. Padahal sebelumnya dunia terasa begitu cerah.

Ya, Aneh sekali, walaupun masih berada di bumi yang sama seperti yang saya injak kemarin, semua terasa berubah 180 derajat. Yang kemarin terasa hangat dan begitu bersahabat, sekarang begitu dingin dan menakutkan.

Berada dalam situasi seperti itu, rasa takut dan putus asalah yang dengan cepat akan menemani tanpa perlu diundang. Dua hal yang sebenarnya tidak saya sukai, tapi rasanya sulit sekali untuk menyuruh mereka pergi.

Semua terasa menakutkan dan cahaya yang bernama harapan seakan menghilang ditelan pekatnya kegelapan di dalam terowongan itu. Semuanya begitu gelap, begitu dingin dan mengerikan.

Memilih untuk menyerah dan pasrah akan keadaan saat itu sepertinya menjadi pilihan terbaik. Begitu menggoda untuk memutuskan berhenti, cukuplah sampai di sini, tak ada lagi yang bisa dilakukan.

Toh dunia akan tetap berputar, satu orang manusia lagi yang meninggal di dalam terowongan gelap ini tidak akan membuat perbedaan yang berarti di dunia ini.

Ya, menyerah saja, biarlah kegelapan ini menjadi akhir semuanya. Tapi entah kenapa, walaupun pilihan ini begitu menggoda, rasanya ada yang mengganjal..

"saya memilih untuk terus berjalan"

Hanya berdiam diri di dalam kegelapan terowongan ini sampai kapanpun, saya tak akan pernah melihat cahaya.

Kalau memutuskan untuk berjalan walaupun tak tahu kapan akan menemukan tempat keluarnya, mungkin suatu hari nanti saya akan menemukan ujung dari terowongan ini, dan saya akan merasakan kembali dekapan cahaya yang saya rindu-rindukan. Walaupun sebenarnya tak ada jaminan bahwa pasti berhasil keluar dari kegelapan itu, walaupun tak tahu ancaman seperti apa yang siap menerkam, walaupun ternyata terowongan itu ujungnya buntu.

Setidaknya gagal dalam perjuangan mencari cahaya terlihat lebih gagah daripada pasrah dan menyerahkan diri dalam kegelapan. Memutuskan berjalan dalam situasi seperti itu membutuhkan keberanian. Memutuskan tetap berjalan membutuhkan usaha lebih daripada hanya diam dan pasrah.

Sebuah pertemuan dengan King Hades, mengingatkan saya tentang hal-hal ini, dia pernah berkata: "Pak, hidup adalah pilihan, kita bisa memilih untuk menyerah atau terus berusaha. Keduanya adalah pilihan yang berani, menyerah berarti menerima dengan gagah segala konsekuensinya. Terus berusaha sekerasnya walaupun tak ada jaminan usahanya akan membawa hasil, inipun pilihan yang gagah. Walaupun dunia selalu memandang rendah pada kata 'menyerah' tapi percayalah, diperlukan keberanian tersendiri untuk melakukannya. Kita perlu angkat topi untuk orang-orang yang menyerah tersebut karena mereka dengan berani membuang semua kemungkinan-kemungkinan yang mungkin bisa mereka raih, jika mereka tidak memutuskan menyerah. Bukankah demikian, Pak?" Saat itu saya hanya terdiam merenung, tentang apa yg disampaikan oleh King Hades.

Dan karena kata-katanyalah saya memutuskan, dilemparkan ke dalam terowongan seperti apapun, segelap apapun, selama saya memilih untuk terus berjalan, terus bertahan, mungkin suatu hari cahaya itu akan terlihat.

0 komentar:

Posting Komentar