Rabu, 26 Agustus 2009

Infrared Vision ala King Hades

Saya sudah bertahun-tahun bersahabat dengan King Hades. Ada sesuatu yang menurut saya cukup ganjil. Sesuatu yang seharusnya ada, namun tidak ada pada dirinya. Saya sudah berulang kali berusaha untuk menemukan hal itu. Namun tak kunjung juga saya temukan. Saya mencoba mengingat-ingat percakapan-percakapan kami. Mengingat kata-kata dan tindakan beliau. Tapi hasilnya nihil. Sampai suatu saat, karena suatu kejadian, saya sadar apa yang tak saya temui dari beliau.

Saat itu kami tengah bersantap di sebuah food court. Dengan semangat King Hades menceritakan tentang wanita yang tengah membuatnya mabuk kepayang. "Dia rajin, ramah, pekerja keras, murah senyum, cerdas, mandiri, berkharisma," ujar King Hades. Saat mendengar deskripsi itu, tiba-tiba saja saya menyadari apa yang selama ini membuat saya berpikir keras. Bukan karena kata-kata beliau. Melainkan justru dari apa yang tidak diucapkannya. Anda bisa menebak? Kata apa yang hilang dari deskripsi di atas? Ya. Kata 'cantik' tidak diucapkannya sama sekali. Apakah 'sang dewi' ini tidak cantik? Well, menurut sahabat saya, dia adalah wanita yang paling cantik di seluruh penjuru bumi (namanya juga lagi kasmaran). Dan ini mengembalikan ingatan-ingatan saya. Saat mendengar tentang seorang wanita, banyak teman pria saya yang lantas bertanya "Cantik ga?" atau "Orangnya seperti apa?" (yang bisa diterjemahkan: orangnya cantik atau tidak?). Namun tidak demikian halnya dengan King Hades. Dia justru lebih suka bertanya "Kerja apa dia?" atau "Lulusan jurusan apa?". Mau tidak mau, saya jadi bertanya-tanya: King Hades ini 'pria hidung belang' atau 'cowo matre'? Atau malah dua-duanya?

Saya pernah menanyakan apakah elemen kecantikan memiliki bobot yang besar dalam penilaiannya terhadap wanita. King Hades hanya menjawab "Kecantikan hanya menarik untuk dilihat Pak. Hampir semua hal yang kita lakukan dengan wanita tidak berhubungan dengan kecantikannya. Contoh: pada saat saya berbicara dengan seorang wanita, hal yang saya dengar tidak berhubungan dengan parasnya. Melainkan dengan pikiran dan perasaannya. Hilang sudah peran dari kecantikan. Saya yakin Anda bisa pikirkan hal-hal lainnya. Dan semuanya tentu sama."

Pria mata keranjang yang tidak tertarik wanita cantik? "Siapa bilang Pak? Saya sangat suka wanita cantik. Hanya saja, kecantikan itu kan tidak akan membantu apa-apa. Jauh lebih menarik berbicara dengan seorang wanita yang punya wawasan luas, logika yang baik, sukses dalam karir, ketimbang dengan wanita cantik. Kalau melihat, iya. Wanita cantik memang enak untuk dilihat," ujarnya. Ya. Memang logikanya demikian. Tapi King Hades membuatnya terdengar begitu mudah. Saya sendiri sering menilai wanita dari kecantikannya. Saat saya melihat seorang penyanyi, dan mengatakan bahwa dia cantik, King Hades berkata, "Aduh Pak... Dia itu penyanyi. Sudah selayaknya Anda menilai dia dari kualitas tarik suaranya. Kalau dia model, bolehlah Anda nilai dari penampilannya" Nah lu! Bisa begitu rupanya ya?

"Pria mata keranjang yang bisa melihat hal-hal yang tak bisa dilihat oleh orang awam pada umumnya"

Susah dibayangkan bagaimana seorang pria bisa tidak menilai wanita berdasarkan kecantikannya. Tapi itulah King Hades. Logikanya yang begitu tajam membuatnya bisa melihat hal-hal yang tak bisa dilihat oleh orang lain. Seperti infrared vision. Saat saya hanya melihat sebidang tembok, King Hades bisa melihat apa yang ada di balik tembok tersebut. Saat saya hanya melihat seorang wanita yang tidak rupawan, King Hades bisa melihat seorang wanita yang kuat dalam menghadapi berbagai masalah. Seorang wanita yang menguasai berbagai macam bahasa. Seorang wanita yang sukses mendaki tangga karir. Seorang wanita yang menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Dan masih banyak lagi hal-hal yang luput dari penilaian saya, namun tak luput dari infrared vision King Hades. Berkat kemampuannya itu, King Hades bisa melihat jauh lebih banyak wanita 'cantik' ketimbang saya. Dan satu lagi: selama bersahabat dengannya, tak pernah sekalipun saya dengar dia mendeskripsikan wanita dengan kata 'jelek'. Dalam kamusnya, kalau tidak cantik, ya biasa saja. "Bikin aja ga bisa, jangan belagu deh," katanya sambil tertawa.

Sekali lagi, logikanya memang demikian. Tapi apa bisa kita seperti itu? Secara umum, kita pasti langsung memberikan penilain berdasarkan penampilan seseorang. "Apa Anda tidak pernah menilai seseorang dari penampilannya Pak?" tanya saya suatu ketika. "Saya selalu menilai orang dari penampilannya pak," jawabnya ringan, membuat saya tambah bingung. "Tapi saya tau bahwa penilaian saya terhadap penampilan seseorang, tidak boleh menghalangi saya untuk menilai orang tersebut dari segi-segi lainnya." In other words, tidak membiarkan tembok menghalangi kita melihat apa yang ada di baliknya. Masuk akal, King Hades. Masuk akal. Tapi, kok bisa-bisanya, Anda melakukan hal semacam itu? Yah... kalau tidak demikian, bukan King Hades tentunya. Satsuga, King Hades, pria mata keranjang yang bisa melihat hal-hal yang tak bisa dilihat oleh orang awam pada umumnya.


0 komentar:

Posting Komentar