Senin, 10 Agustus 2009

Lihat Kebunku


Tidak. Anda tidak nyasar ke blog mengenai perkebunan ataupun blog mengenai cara menjadi guru taman kanak-kanak. "Lihat Kebunku" adalah judul yang terinspirasi oleh sahabat saya, King Hades.

Waktu menunjukkan sekitar pukul 6.30 malam. Mobil yang kami kendarai terjebak macet. Rencananya kami akan menuju sebuah pusat hiburan di wilayah Jakarta Utara. Tiba-tiba saja sahabat saya bersenandung "Lihat kebunku, penuh dengan bunga". Saya terkejut. Saya pikir stress karena macet membuat King Hades kehilangan akal sehat. Tapi kata-kata beliau selanjutnya menyadarkan saya bahwa sebuah ide menarik akan segera saya dengar.

"Anda tau Pak? Ada berbagai macam bakat di dunia. Ada bakat musik, melukis, olah raga, dan lain sebagainya. Setiap orang memiliki bakat yang berbeda-beda. Ada yang memiliki bakat musik, tapi tidak bakat olahraga, dan sebaliknya. Tapi Pak, ada satu bakat yang luar biasa. Bakat ini dimiliki oleh setiap manusia. Anda tau bakat apa ini?", tanya King Hades. "Bakat....malas?", saya mencoba menjawab. "Itu bisa juga," sahut King Hades sambil membelokan mobilnya. "Tapi yang saya maksud di sini adalah bakat mengkritik ataupun mencari-cari kejelekan orang."

Akhirnya mobil kami berhasil lolos dari kemacetan. Sekarang pikiran saya yang macet. Kalimat-kalimat King Hades membuat saya berpikir. Memang benar. Setiap orang memiliki bakat untuk mengkritik. Mencari kejelekan orang lain? Sudah barang tentu mudah sekali. Siapa yang tidak bisa?

"Dan yang membuat bakat ini menjadi lebih hebat lagi, dia dapat berkembang dengan sendirinya tanpa campur tangan sang pemiliknya Pak", tegas King Hades. "Baik bakat musik, olahraga, ataupun bakat lainnya, apabila Anda ingin mengembangkannya, Anda harus berusaha. Ikut les, berlatih, yang tentunya membutuhkan waktu, uang dan tenaga. Tapi, Anda belum pernah mendengarkan, "Les Mengkritik" atau "Fakultas mencari kejelekan orang lain"?" tanya King Hades sambil tersenyum. Pertanyaan rhetoris itu sangat mengena di hati saya. Aneh memang. Tanpa pernah belajar, manusia bisa menjadi sangat-sangat hebat dalam mencari kejelekan orang lain. Tanpa dengan sadar mengembangkan bakat ini, manusia bisa menjadi pengkritik yang jenius.

"Seperti rumput liar," ujar King Hades. Aha! Jadi ini yang membuat dia bersenandung lihat kebunku. Seperti rumput liar, bakat mengkritik ini bisa berkembang dengan sendirinya. Anda tentu tidak dengan sengaja menanam dan merawat rumput liar di kebun Anda. Namun demikian, apabila Anda biarkan saja, kebun Anda otomatis akan penuh dengan rumput liar. Sebaliknya, apabila Anda ingin kebun Anda dipenuhi bunga yang indah, kerja keras adalah keharusan.

Demikian pula dengan kemampuan yang Anda miliki. Ingin bisa bermain musik? Harus les dan berlatih. Ingin menjadi atlit yang hebat? Sama saja. Kerja keras diperlukan.
"Terbayang ga Pak, jalan-jalan di sebuah kebun yang hanya dipenuhi rumput liar? Kemanapun Anda memandang, hanya pemandangan tak sedap dilihat yang akan Anda temui," King Hades melanjutkan ceritanya seraya masuk ke parkiran. "Berbicara dengan orang yang hanya bisa mengkritik juga sama. Mau 1 menit, 1 jam, atau seharian, hanya kritikan dan kejelekan saja yang Anda dengar. Sangat membosankan bukan? Menariknya Pak, orang-orang seperti ini biasanya adalah orang-orang yang malas. Sangat logis bukan Pak? Karena mereka malas, otomatis bakat mereka yang berkembang hanya bakat yang satu ini. Bakat yang berkembang dengan sendirinya tanpa campur tangan dari mereka. Seperti orang yang malas merawat kebunnya. Hanya rumput liarlah yang akan tumbuh," tutur King Hades.

Ya. Ibaratnya sebuah kebun, kehidupan kitapun demikian. Apabila Anda berjalan-jalan di sebuah kebun yang dipenuhi bunga indah, bukan tidak mungkin Anda akan menemukan rumput liar. Tapi tentu hanya sedikit. Hanya dengan memalingkan pandangan, rumput liar tersebut tidak terlihat lagi. Demikian pula bila Anda berbicara dengan seseorang yang memiliki wawasan luas dan banyak kemampuan. Sebagian besar isi pembicaraan Anda akan merupakan conversation yang menarik dan memotivasi. Menambah pengetahuan dan bahkan kosa kata Anda. Memang, seperti tadi sudah diutarakan King Hades, bakat mengkritik dimiliki oleh setiap orang. Jadi tentunya bicara dengan siapapun, Anda akan melihat 'rumput liar' pada diri orang tersebut. Tapi bila orangnya memang rajin merawat 'kebunnya', niscaya 'rumput liar' yang anda lihat tidak akan mengganggu kualitas pembicaraan Anda dengannya.

"Jadi lagu Anda yang mana Pak? Lihat kebunku, penuh dengan bunga? Ataukah Lihat kebunku, penuh rumput liar?" tanya King Hades seraya melangkah keluar dari mobil. "Saya harap tentunya penuh dengan 'bunga' ya pak," jawab saya setelah menyusul beliau keluar dari mobil.

Jadi, ada apa di kebun Anda?

3 komentar:

  1. Anonim berkata...
    Ya, beda dgn ctitic yg membangun, disertai dgn solusi untuk improve.
    Tidak semua org bisa memuji, apalg dgn tulus dan datang dr hati.
    Sedangkan mulai dr hal2 yg kecil, siapa yg tdk suka dipuji?

    Dan dgn pujian, efeknya pun bermacam2. Ada yg menjadi sombong atau angkuh, ad yg puas, atau jg senang dan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi, kalau tdk sama baiknya.

    Dr itu jg Ia ku kagumi, when he once said: "Talent blossoms under encouragement."

    Then on other occassion we just talking and he gave me another refreshing surprise when he mentioned that he learn to withhold judgement.
    "I know there are great things that I don't see as great."
    He also added humbly, "So, even if I think something's not great, I would first think it's because of my lack of knowledge."

    Di sinilah pepatah akan 'kodok dlm tempurung' dan 'padi kian berisi kian merunduk' berlaku, bkn?


    *Alethea*

    BalasHapus
  2. "Talent blossoms under encouragement. But wither under criticisme" By Dale Carnegie kah?

    BalasHapus
  3. Ah.

    Maybe he also heard that from Dale Carnegie, aside from his own exp.
    Tp bkn, pertama kali ku dengar bkn dr Mr. Carnegie.

    Have a nice day! ^^
    Btw.. Waktu yg d pake d blog ini tuh waktu mana, ya?

    BalasHapus